Buku adalah sahabat hidupmu. Ya mungkin
ungkapan itu terlihat seperti sebuah klise, namun aku pikir tidaklah
berlebihan bila kita mengangap buku sebagai sahabat hidup. kenapa,
karena buku hanya menuntun, ia tidak pernah menyuruh apalangi memarahi.
seorang guru bisa saja memarahimu ketika kita berbuat sesuatu yang
keliru, namun lain halnya dengan buku. dia tidak pernah marah walau kita
salah, ia hanya bercerita dan kita mengambil makna di dalamnya.
sebuah buku kaya akan ilmu. kenapa,
karena penulis menuangkan seluruh pengalamanya dalam sebuah buku.
ilustrasi sederhananya seperti ini, pernahkah kalian menuliskan sesuatu
apapun itu. coba bayangkan apa yang terjadi, bingung harus mulai
darimana, bingung harus menulis apa? lalu kita berpindah tempat berharap
ide kita dapat namun apa yang terjadi justru bingung kian menjadi? ya
seperti itulah, mungkin kita akan menghargai penulis kalau kita coba
menulis. begitu pula dengan buku, kita baru bisa menghargainya kalau
kita tau kita tidak bisa membuatnya.
ketika membaca buku, kita mendapat
pelajaran baru. apapun jenis buku itu, ia akan memberi warna dalam
hidupmu. kadang kita membaca serial lupus, kita seakan menjadi lupus,
ikut dalam alur cerita dan tak jarang setelah buku kita tutup bayangan
itu masih tetap hidup. kadang ketika kita membaca novel kita ikut larut
dalam suasana sampai sampai tak tahu sudah jam berapa? yang ada di
pikiran hanya ingin menamatkan cerita.
Dilain itu ada jenis buku yang bisa
menuntun mu. beberapa buku yang berwacana bagaiman kita hidup
seharusnya. mengarahkan kita, menuntun dan menasehati tanpa kita merasa
dihakimi. beberapa buku yang paling tidak, layak kita baca sekali dalam
hidup kita.
1. Berpikir dan Berjiwa Besar, David J. Schwartz.
Tidak terlalu melebihkan namun buku ini
adalah buku yang luar biasa, dimana di dalamnya penulis memberika wacana
betapa dahsayatnya kita sebagai manusia. kita diajak berpikir dewasa
dan bijaksana. kita diajak keluar dari paradigma dan berpikir diluar
dari biasanya. ia mengajak kita untuk menyebuhkan diri dari penyakit
dalih (alasan, red) kegagalan yang paling utama yaitu Kesehatan,
kepintaran, Usia dan nasib. keempat hal tersebut menurutnya merupakan
ganjalan kesuksesan, dan tentunya penjelasan lengkapnya ada di buku itu.
ia mengajak kita untuk selalu mengunakan
kosakata positif dalam hidup. misalnya ketika kita menghadapi jalan
buntu dalam organisasi biasanya kita akan selalu mengucapkan “kita punya
masalah”. Dengan kata masalah itu akan menurunkan semangat rekan kerja
kita dan akan memperburuk keadaan. akan lebih baik kalu kita mengatakan
“kita menghadapi tantangan” hal itu akan membuat rekan kerja kita
bersemangat untuk menyelesaikan apa yang ada dihadapanya. lalu apa
bedanya? mereka sama sama mendapat ganjalan dalam perjuangan, Yang
membedakan adalah kosakata kedua mengandung optimisme. Bacalah buku ini,
ia akan membuatmu bersemangat dalam menghadapi kehidupan.
2. The 7 Habits of Highly Effective Teens, Sean Covey
Setelah mendapatkan feel semangat dan
pandangan positiv dari buku pertama, saya merekomendasikan buku kedua
ini. buku ini lebih mengarah ke tatanan kehidupan, kita akan diarahkan
secara sistematis untuk memperbaharui hidup kita. langkah apa saja yang
harus di lakukan agar hari esok bisa lebih baik.
Sebenarnya buku ini ada dua versi, yaitu
untuk orang dewasa dan untuk remaja. terus terang saya membaca yang
remaja, karena dasamping umur saya yang masih muda (ya kelahiran 85 lah)
buku 7 habits untuk orang dewasa lebih sulit dipahami (menurut saya).
Kembali ke buku ini, buku ini akan
membawa kita mengatur rencana kehidupan. memprioritaskan mana yang lebih
dulu dikerjakan, menghargai waktu lebih efektif, menyusun tujuan dalam
hidup, mensinergikan seluruh tujuanmu dan yang terakhir adalah
pembaharuan. Pertannyaanya kenapa kita perlu pembaharuan? jawabanya
karena kehidupan kita seperti gergaji, yang selalu mengejar target yang
kita rencanakan bak gergaji yang memotong kayu. bila gergaji itu
digunakan terus menerus ia akan tumpul dan justru tidak dapat memotong
lagi. kita dianjurkan untuk rehat sejenak, evaluasi dan inovasi apa yang
kita lakukan adalah semperti mengasah gergaji. So, bila saatnya gergaji
di gunakan, ia akan dapat memotong kembali bhakan dapat lebih cepat
dari sebelumnya.
3. Cara Memiliki Keyakinan dan Kekuasaan dalam Berurusan dengan Orang Lain. Les giblin
Setelah kita mampu mengendalikan diri
kita dengan 2 buku diatas, saya mengajak agan membaca buku ketiga ini.
Buku ini mengajarkan cara kita berkomunikasi dengan orang lain agar
lebih efektif. Buku ini mengajarkan tentang kebahagiaan, apa itu
kebahagiaan? yaitu cara agan berhubungan dengan orang lain. kenapa hal
tersebut menjadi penting? karena kita tidak bisa membuat orang lain
bahagia dengan uang, dengan kepintaran apalagi jabatan. uang akan habis,
kepintaran akan mengarahkan kesombongan dan jabatan akan berakhir. tapi
justru dengan ahlak yang sempurna, dengan komunikasi yang efektif kita
akan membuat orang lain bahagia dan kitapun ikut bahagia karenanya.
Sebenarnya ada satu lagi buku yang bagus
untuk berkomunikasi yaitu karangan dale carnegie bagaimana mencari
kawan dan mempengaruhi orang lain. namun mengapa saya merekomendasikan
buku les giblin ini karena didalamnya ia menyampaikanya dengan
menyertakan tekniknya. tidak hanya berwacana namun langkahnya teruji
kebenarannya. satu hal yang saya ingat ketika ia melarang mengunakan
kata kata “maaf” ketika memulai pembicaraan. misalnya ketika kita
berbicara dengan orang baru di ujung telepon kemudian kita bilang “maaf,
Bisa minta waktunya …”. Kata maaf biasa digunakan untuk orang yang
bersalah, ketika kita mengunakan kata maaf pada awal percakapan kita
akan menempatkan diri kita bersalah, hal tersebut membuat kita rendah
dan tak jarang pembicaraan tidak mendapat respon yang baik. saya lebih
mengunakan kata “permisi..” atau apapun untuk membuat diri kita sejajar
dengan orang yang sedang berbicara, dan alhasil kita bisa mengendalikan
pembicaraan.
4. Casflow Quadrant Robert T. Kiyosaki
4. Casflow Quadrant Robert T. Kiyosaki
Meski uang bukan segalanya, namun uang
memegang peranan penting. Uang bisa menjadi sumber kebahagiaan atau
sumber penderitaan. Paling tidak itulah yang diceritakan oleh kedua ayah
sang robert dalam menilai uang. dua paradigma berbeda yang di ceritakan
kepadanya membuatnya menemukan ide membagi jenis kegitan kita dalam
mencari uang menjadi 4 kuadran. Employee, self-employ, busines owner dan
investor. lalu mana yang paling baik diantara keempatnya? saya rasa
tidak ada, karena setiap kuadran memiliki keungulan dan kelemahan masing
masing yang tentunya, mengerti tentang keempatnya bekerja akan membuat
kita lebih bijaksana menentukan kehidupan kita dimasa mendatang.
Buku ini bukan bagaimana mencari uang,
namun lebih tepat memberi gambaran di kuadran mana anda mencari uang.
kita di ajarakan ketika berpindah kuadran (dalam mencari uang) maka kita
harus bersiap berpindah jiwa dan raga ke bagian yang lain. Seringkali
kita membangun usaha hanya sebagai menggati profesi kerja, tanpa merubah
cara pandang dan lingkungan kita. alhasil ketika mengahadapi masalah
dalam usahanya, ia mengingat kembali masalalunya, dimana zona amannya
berada dan hasilnya ia kembali ke profesinya dahulu. Berpindah kuadran
sama halnya merubah kehidupanmu secara total, seperti ulat yang berubah
menjadi kupu-kupu. ketika ulat masih bergaul dengan ulat ia akan
kesulitan memahami kehidupan kupu-kupu, namun ia mengucilkan diri dan
berani berubah. maka ia akan menjadi kupu-kupu yang sempurna. seperti
itulah berganti kuadran, kita tidak hanya merubah dirikita namun perlu
untuk merubah dengan siapa kita bergaul. dan tak banyak mau melakukan
perubahan itu.
Buku ini sangat menarik, ia mengajarkan
bahwa sekolah saja tidak akan pernah cukup. diperlukan pengetahuan
bagaimana uang bekerja sehingga kita tau bagaimana memperkerjakan uang.
(Sumber : Internet)