Delapan Penyakit Pengusaha
berikut ini delapan penyakit pengusaha. Penyakit ini juga bisa menyerang
siapa saja, tetapi pada artikel ini saya khusukan pembahasan pada
pengusaha dan calon pengusaha.
1. Cemas [al-hamm]
Yaitu kekhawatiran akan terjadinya hal yang tidak disukai di masa
sekarang atau yang akan datang. Seorang pengusaha tentu berangkat dari
niat yang kuat untuk memulai usaha dan dengan harapan yang kuat bisa
memperoleh keuntungan dari hasil usahanya. Dengan rasa optimis, maka
usaha akan lebih besar dan respon terhadap masalah akan lebih terukur.
Tetapi bila rasa cemas berlebihan, maka bisa menimbulkan rasa minder,
pikiran buntu, dan tidak bisa menatap peluang-peluang yang ada di depan
mata.
Sebagai pengusaha pemula kadang kita cemas dan khawatir, jangan-jangan
produk kita tidak laku, jangan-jangan rugi, dan kekhawatiran lainnya.
Kecemasan akan jalannya usaha di masa akan datang bisa saja membuat
pengusaha menjadi down, apalagi bagi penguasaha pemula, bisa-bisa dia
mutung, tidak semangat menjalankan usaha, bahkan menutup usahanya sama
sekali.
Seorang calon pengusaha harus optimis menatap ke depan yang cerah, penuh
harapan bahwa usahanya akan berhasil, meluruskan niat dan melakukan
semua proses dengan baik.
2. Sedih [al-hazn]
yaitu penyesalan dan duka cita atas apa yang terjadi di masa lalu.
Cotohnya saja bila seorang penguasaha mengalami kerugian pada hari
sebelumnya, maka hal tersebut bisa mempengaruhi pikirannya dan
membuatnya trauma. Kesedihan tentu tidak bisa dihindari, akan tetapi
bila berlarut-larut maka bias merusak jalannya usaha yang dirintis.
Oleh sebab itu, seorang pengusaha harus segera bangkit dari kesedihan
dan menyiapkan mental untuk bangkit dan memperbaiki usahanya.. Dalam
kondisi apapun, berusaha menghapus kesediah, yakin dan bersangka baik
kepada Allah bahwa apa yang terjadi kemarin, mungin untuk membuat kita
bertambah pengalaman dan bertambah kuat menghadapi segala masalah yang
mungkin akan dating lebih besar.
3. Lemah [al-‘ajz]
Baik lemah pikiran dan lemah fisik. Lemah pikiran dalam arti tidak punya
ide-ide kreatif yang bisa mengembangkan usahanya, juga lemah dalam arti
tidak punya keahlian dan ketrampilan untuk menjalankan usahanya,
sehingga cepat putus asa dan berhenti dari proses berusaha.
Biasanya pengusaha pemula mempunyai ide-ide yang kreatif, dan energi
yang besar ketika memulai usaha. Tetapi ketika mulai mendapatkan
rintangan di jalan, mereka kehilangan ide-ide itu dan kehilangan energi
untuk menghadapinya. Oleh sebab itu perlu ada support dari orang
terdekat, mentor, atau teman sesama pengusaha yang telah merasakan
jatuh-bangun dalam menjalankan usahanya.
Terus belajar, terus mencari pengalaman, berbagi pengetahuan dengan
sesama pengusaha, atau membaca kisah-kisah sukses para pengusaha, bisa
jadi mengikis kelemahan, sehingga lama-kelaman punya ide-ide yang
kreatif dan aplikatif, serta trampil dalam menjalankan usaha.
4. Malas [al-kasal]
Yaitu rasa enggan untuk melakukan suatu usaha padahal mampu
melakukannya. Malas berkaitan dengan motivasi seseorang. Malas bisa
terjadi karena menganggap suatu pekerjaan terlalu mudah, atau
menganggapnya terlalu sulit. Bila kita menganggap suatu pekerjaan mudah,
maka kita akan menunda-nundanya, dengan alasan bahwa dengan mudah kita
bisa menyelesaikannnya dengan cepat. Sebaliknya jika menganggap suatu
pekerjaan terlalu sulit, maka kita akan merasa terbebani untuk
melaksanakannya dan menganggap bahwa dirinya tidak sanggup melakukannya.
Seorang pengusaha harus memiliki sifat rajin, tekun, giat dalam
menjalankan usahanya. Kalau sudah malas melakukan suatu pekerjaan, lalu
apalagi yang bisa diharapkan? Hanya merenung, menghayalkan kekayaan,
rumah megah, mobil mewah, tapi tidak mau berusaha, maka tidak ada yang
didapatnya.
5. Takut [al-jubn]
Rasa takut memulai seringkali muncul pada orang yang hendak memulai
usaha. Keadaan seseorang mempengaruhi hal ini. Seseorang yang sudah
hidup dalam kemapanan, akan takut untuk memulai usaha, takut kehilangan
potensi pemasukan finansial. Seorang pekerja kantoran yang menerima gaji
bulanan, akan berat meninggalkan pekerjaannya untuk memulai usaha.
Kemapanan yang selama ini dirasakan, sulit untuk dilepaskan, sedangkan
memulai usaha membutuhkan waktu dan kesabaran untuk berkembang. Belum
lagi takut resiko kerugian.
Ketakutan juga bisa terjadi pada orang yang sudah menjalankan usahanya.
Takut membuat ide-ide baru, takut mengambil keputusan untuk perusahaan,
takut bersaing dan lailn-lain.
Seorang pengusaha harus berani dan tegas mengambil keputusan, berani membuat ide-ide kreatif yang bisa memajukan usahanya.
6. Bakhil
Seorang pengusaha tentu menjalankan usahanya untuk mendapatkan
keuntungan sebesar-besarnya. Salah satu tujuan berwirausaha adalah agar
mempunyai pemasukan finansial yang lebih besar. Tetapi apabila harta
sudah terkumpul, maka harus ditunaikan hak-hak dan kewajibannya. Seperti
zakat, sedekah dan lain-lain.
Selain bakhil secara materi, bisa juga berarti bakhil atas ide-ide usaha
yang dijalankannya. Bila memang sudah sukses, apa salahnya jika berbagi
pengetahuan dan pengalaman dengan para pengusaha pemula, bagaimana tips
dan trik menjalankan usaha agar bisa sukses.
Walaupun sekarang telah banyak buku-buku tentang wirausaha dijual di
toko-toko buku, ada baiknya kita berbagi langsung dengan orang lain agar
kesuksesan juga bisa dinikmati orang banyak. Lagian, dengan berbagi,
ilmu tdak akan berkurang.
7. Lilitan Hutang [dhala’i ad-dain]
Musuh lain pengusaha adalah hutang. Memulai usaha tentu butuh banyak
modal. Lalu bagaimana mendapatkan modal itu? Beberapa calon pengusaha
berani mengambil resiko dengan berhutang dulu untuk modal usahanya.
Berhutang tentu boleh saja, asalkan kita punya kemampuan untuk
membayarnya. Tetapi, lebih baik apabila modal usaha dari kantong
sendiri, sehingga segala resiko di masa mendatang ditanggung sendiri
tanpa ada tekanan dari orang lain yang mengejar-ngejar kita karena punya
hutang.
Kadang hutang juga menghalangi kita untuk menjalankan usaha. Karena
hutang, kita tergoda untuk kembali kerja kantoran, kerja ikut orang lain
dan lain sebagainya, sehingga cita-cita untuk beriwarusaha gagal.
8. Dikuasai Orang Lain [ghalabat ar-rijaal]
Ketika kita memutuskan untuk berwirausaha, bukan berarti jalan mudah
menanti kita. Kadang orang-orang terdekat kita yang justru menghalangi
kita. Oran tua kita dengan keras menentang kita. Anak istri juga
menentang kita. Bila kita berkeras menjalankan usaha. Tekanan-tekanan
orang-orang tersebut bias menghalangi niat kita untuk memulai usaha.
Apalagi bila orang diluar kita lebih dominan, maka niat usaha sulit
untuk diwujudkan.
Bagi yang sudah menjalankan usaha, bisa juga mendapatkan tekanan dari
orang lain. Seperti apabila kita mau mengambil keputusan, lalu ada orang
lain yang berjasa kepada kita, berhutang budi padanya, kita sering
mendapatkan hadiah darinya, sehingga kita segan untuk mengambil
keputusan baik yang tidak sesuai dengan pemikiran dia. Ini juga jenis
tekan dari orang lain.
Bila kita dibawah kekuasaan orang lain, maka kita tidak bisa membuat
keputusan untuk diri sendir. Kita tidak punya kemerdekaan untuk
menjalankan apa yang kita inginkan.
Oleh sebab itu, rasulullah mengajarkan sebuah doa kepada kita agar
terhindar dari delapan penyakit tersebut. Doa tersebut adalah:
اللهم إني أعوذ بك من الهم والحزن ، والعجز والكسل, والجبن والبخل ، وضلع الدين وغلبة الرجال.***
***البخاري 7 / 158 كان الرسول - صلى الله عليه وسلم - يكثر من هذا الدعاء ، انظر البخاري مع الفتح "11 / 173
"Allahumma inny a'udzu bika minal hammi wal hazani, wal ajzi wal kasali,
wal jubni wal bukhli, wal dhola'id daini wa ghalabatir rijaal."
Artinya:
“Wahai Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari rasa cemas,
sedih, lemah, malas, takut, bakhil, lilitan hutang dan dikuasai orang
lain.”
(Al Bukhari, 7/158, Fathul Bari, 11/173)
Semoga kita bisa mengamalkan doa tersebut, dan semoga kita terhindar dari delapan sifat buruk yag telah dijabarkan di atas.
(kaskus)